Indonesia Menuju Lumbung Pangan Dunia di Bawah Pemerintahan Prabowo-Gibran

Wakil Menteri Pertanian (Wamentan), Sudaryono, menegaskan bahwa pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka terus berkomitmen dalam membenahi sektor pertanian Indonesia. Langkah ini dilakukan guna mewujudkan cita-cita besar menjadikan Indonesia sebagai lumbung pangan dunia. Sejumlah kebijakan strategis terus diimplementasikan untuk memperkuat ketahanan pangan nasional dan meningkatkan produksi dalam negeri.

Menurut Wamentan Sudaryono, saat ini sektor pertanian Indonesia tengah mengalami kemajuan yang signifikan. Pemerintah berusaha keras memastikan bahwa kebutuhan komoditas pangan utama dapat terpenuhi dari dalam negeri tanpa bergantung pada impor. Dengan visi besar tersebut, Indonesia ditargetkan mampu mencapai swasembada pangan dalam waktu dekat.

Komitmen Pemerintah dalam Mewujudkan Swasembada Pangan

“Beras, insyaAllah, tahun ini selesai. Jagung selesai, gula selesai. Selanjutnya, kita fokus ke komoditas lain yang masih impor seperti susu, daging, bawang putih, atau kedelai. Sesuai arahan Bapak Presiden, semuanya akan kita selesaikan,” ujar Wamentan Sudaryono dalam acara Event Special 3 Bulan Prabowo-Gibran di Kampus Universitas Pertahanan, Bogor, Jawa Barat.

Sebagai bagian dari upaya tersebut, pemerintah telah menerapkan sejumlah kebijakan strategis. Di antaranya adalah meningkatkan distribusi pupuk bersubsidi, menyediakan benih unggul secara gratis, serta menyalurkan alat dan mesin pertanian (alsintan) secara merata ke seluruh wilayah Indonesia. Selain itu, program penyuluhan kepada petani juga semakin diintensifkan agar petani mampu menerapkan teknologi modern dalam proses produksi.

Sudaryono menegaskan bahwa pembenahan sektor pertanian tidak hanya berfokus pada beras, tetapi juga pada komoditas pangan lainnya yang masih bergantung pada impor. Pemerintah juga memperkuat infrastruktur irigasi guna memastikan ketersediaan air untuk lahan pertanian, terutama di daerah yang sering mengalami kekeringan.

Optimisme Menuju Lumbung Pangan Dunia

Selain menargetkan swasembada, pemerintah juga bercita-cita menjadikan Indonesia sebagai eksportir pangan dan lumbung pangan dunia. Potensi besar dari segi luas lahan, jumlah penduduk, serta letak geografis yang strategis menjadi modal penting dalam mewujudkan visi tersebut.

“Setelah mencapai swasembada, kita ingin menjadi eksportir dan lumbung pangan, tidak hanya untuk kebutuhan rakyat Indonesia, tetapi juga bagi dunia. Dengan potensi besar dari segi penduduk, geografis, dan geopolitik, Indonesia harus menjadi pusat pangan dunia,” ujar Sudaryono.

Dalam kurun waktu tiga bulan pemerintahan Prabowo-Gibran, hasil positif mulai terlihat. Produksi pangan nasional menunjukkan peningkatan signifikan yang berpotensi mengurangi ketergantungan pada impor. Peningkatan produksi beras, jagung, dan komoditas lainnya menandakan bahwa langkah-langkah yang telah diambil mulai membuahkan hasil.

“Dampaknya sudah terasa. Produksi kita naik, dan karena Indonesia tidak lagi mengimpor, harga beras dunia turun drastis. Sebelumnya, kita adalah importir terbesar, tetapi sekarang kita mandiri,” ungkapnya.

Tantangan dan Kesiapan Bulog dalam Penyerapan Gabah

Namun, Sudaryono juga mengingatkan bahwa masih ada sejumlah pekerjaan rumah yang harus segera diselesaikan. Salah satunya adalah kesiapan Perum Bulog dalam menyerap gabah selama panen raya. Pemerintah telah menetapkan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) sebesar Rp6.500 per kilogram, yang harus dijalankan dengan optimal oleh Bulog.

“PR kita saat ini adalah kesiapan Bulog dalam menyerap gabah selama panen raya, sesuai dengan instruksi Presiden. HPP-nya Rp6.500, dan ini harus dijalankan dengan optimal,” tegas Sudaryono.

Bulog memiliki peran strategis dalam menjaga stabilitas harga pangan dan memastikan hasil panen petani terserap dengan baik. Dukungan penuh dari pemerintah diharapkan mampu meningkatkan kapasitas Bulog dalam mendistribusikan cadangan pangan secara merata ke seluruh daerah.

Masa Depan Pangan Indonesia

Dengan berbagai kebijakan yang tengah dijalankan, pemerintah berambisi menjadikan Indonesia sebagai negara yang mandiri pangan dan mampu berperan penting di pasar pangan global. Dukungan dari seluruh elemen masyarakat, termasuk petani, pengusaha, dan instansi terkait, sangat dibutuhkan dalam mewujudkan cita-cita besar ini.

“Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi lumbung pangan dunia. Dengan sinergi antara pemerintah, petani, dan masyarakat, kita yakin mampu mencapai kedaulatan pangan dan memberikan kontribusi besar bagi ketahanan pangan global,” pungkas Sudaryono. Komitmen pemerintah dalam membangun sektor pertanian yang kuat diharapkan tidak hanya meningkatkan kesejahteraan petani, tetapi juga memperkuat posisi Indonesia sebagai pemain utama di sektor pangan internasional.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *