Daerah  

Resah dengan Tingginya Angka Penduduk Miskin, Ketum KAMMI Sumsel Sampaikan Gagasan di Hadapan PJ Gubernur Sumsel

BULETINSUMSEL.COM – Organisasi kepemudaan yang tergabung dalam cipayung plus Sumatera Selatan menggelar diskusi publik bersama PJ Gubernur Sumsel Dr. Agus Fatoni, M.Si di Auditorium Universitas Muhammadiyah Palembang, Rabu (15/11/2023).

Selain dihadiri langsung oleh PJ Gubernur Sumsel, Kepala OPD dilingkungan Sumsel dan Para ketua OKP CIPAYUNG PLUS. Kegiatan tersebut juga dihadiri oleh aktivis senior Bursa Zarnubi, ketua PGK Sumsel Firdaus Hasbullah, M.H, Akademisi sekaligus mantan anggota DPRD Sumsel tiga periode Dr. Darmadi Jufri, Ketua PW Muhammadyah Sumsel, serta tokoh-tokoh gerakan dan mahasiswa di Sumatera Selatan.

Diskusi publik yang bertema Memajukan Sumsel tersebut, diawali dengan sambutan PJ Gubernur Sumsel dan dilanjutkan paparan dari masing-masing ketua OKP Cipayung Plus.

Ketua umum PW KAMMI Sumatera Selatan, M. Robby Kaharudin, M.E dalam kesempatan tersebut menyampaikan langsung gagasan KAMMI untuk kemajuan Sumsel dihadapan orang nomor satu di Sumatera selatan tersebut.

Robby mengawali paparan tersebut dengan memaparkan angka penduduk miskin di Sumatera Selatan, Menurutnya saat ini sumsel masih menghadapi masalah kemiskinan yang parah, jumlah penduduk miskin berdasarkan data BPS mencapai 11,78% dan kemiskinan ekstrim 3,19% melebihi rata-rata nasional yang hanya 2,04%. Karena angka kemiskinan itu tahun 2021 kompas juga pernah merilis Sumsel masuk dalam 10 besar provinsi termiskin di Indonesia.

Ketum PW KAMMI SUMSEL ini menyesalkan kondisi tersebut, Karena menurutnya provinsi sumsel merupakan provinsi yang kaya akan sumber daya alam. Semua hasil bumi ada di Provinsi Sumatera Selatan, baik Batubara, minyak, gas dan sawit disektor pertanian.

Ia juga menyampaikan bahwa APBD Sumsel yang mencapai 11T harusnya bisa dimanfaatkan untuk menyisir angka kemiskinan tersebut.

Ketum KAMMI Sumsel yang juga berprofesi sebagai dosen Ekonomi disalah satu perguruan tinggi disumsel ini juga menilai masalah kemiskinan di sumsel terjadi karena perencanaan yang gagal dilakukan oleh pemerintah provinsi sejak 20 tahun terakhir. Menurutnya Pembangunan disumsel dinilai hanya terpusat di kota Palembang, sehingga ada ketimpangan pertumbuhan ekonomi dengan Kabupaten/Kota lainnya. Selain itu ada roadmapp pembangunan yang selalu berganti setiap ganti kepala daerah.

“Kemiskinan ini merupakan sumber masalah dari isu-isu yang pak gubernur sampaikan tadi. Isu stunting, isu kriminalitas, isu pendidikan, isu peredaran narkoba tidak akan pernah terjadi jika masalah ekonomi penduduk miskin bisa kita selesaikan. Karena nya prioritas pembangunan di Sumsel harus didasari karena kepentingan pemberantasan kemiskinan”

Selain itu, Ketum PW KAMMI Sumatera Selatan juga menyampaikan masalah biaya pendidikan disumsel yang sangat besar, tidak sebanding dengan pendapatan masyarakat di sumsel.

“Biaya pendidikan di sumsel ini lumayan tinggi, tidak sebanding dengan rata-rata pendapatan masyarakat. Kita generasi muda khawatir kedepan ada banyak masyarakat yang tidak bisa meng-akses pendidikan tinggi. Sehingga ini akan berpengaruh pada turunnya Indeks pembangunan Manusia (IPM) di sumsel. Kedepan Program Kuliah-Sekolah gratis perlu dihadirkan”

Dan diakhir paparannya, ketum PW KAMMI Sumsel meminta agar pak gubernur, membawa para investor untuk membuka sektor bisnis di kabupaten/Kota diluar kota Palembang untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dipelosok-pelosok Kabupaten di sumsel.

“Dikalangan anak muda ada isu rendahnya lapangan kerja. Untuk itu pak gub, harapannya kedepan bisa menyeret investor ke pelosok-pelosok Kabupaten di Sumsel” Tegasnya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *