Jakarta, 14 April 2025 – Perum BULOG terus menunjukkan kinerja optimal dalam menjalankan penugasan dari pemerintah untuk memperkuat ketahanan pangan nasional. Salah satu langkah strategis yang kini menjadi fokus utama adalah memaksimalkan penyerapan gabah dan beras dari petani, khususnya dalam momentum panen raya yang sedang berlangsung pada bulan April 2025 ini. Melalui serangkaian strategi yang terkoordinasi dengan baik, BULOG telah berhasil mencatat angka penyerapan gabah setara beras sebanyak 1 juta ton, sebuah capaian signifikan yang menunjukkan efektivitas program dan kebijakan pemerintah dalam mendukung swasembada pangan.
Strategi Penyerapan Langsung dari Lapangan
Keberhasilan BULOG dalam menembus angka 1 juta ton penyerapan beras ini tidak terlepas dari langkah konkret yang diambil sejak awal tahun. Salah satu strategi utamanya adalah membentuk tim jemput gabah, yaitu tim khusus yang ditugaskan untuk turun langsung ke lapangan, mendatangi lahan pertanian dan sawah-sawah milik petani. Tim ini melakukan penyerapan secara langsung terhadap gabah kering hasil panen, sehingga mengurangi potensi keterlambatan distribusi dan juga meminimalkan kerugian pasca panen.
Pendekatan ini terbukti efektif, karena tidak hanya mempercepat proses serapan, tetapi juga memberikan rasa aman dan kepastian harga kepada petani. Mereka tidak perlu lagi khawatir akan permainan harga dari tengkulak atau penundaan pembelian hasil panen. Dengan adanya BULOG sebagai pembeli utama, petani mendapatkan jaminan bahwa gabah mereka akan dibeli dengan harga yang sesuai ketetapan pemerintah.
Kolaborasi Luas dengan Penggilingan Padi dan Stakeholder Terkait
Selain membentuk tim jemput gabah, BULOG juga menjalin kerja sama aktif dengan para pengusaha penggilingan padi, baik skala besar maupun kecil. Kolaborasi ini dilakukan dalam dua bentuk: pertama, pembelian beras secara langsung dari penggilingan, dan kedua, pengolahan gabah hasil panen petani menjadi beras dengan menggunakan fasilitas penggilingan yang ada.
Langkah ini tidak hanya memperluas jaringan serapan BULOG, tetapi juga memberdayakan pelaku usaha penggilingan lokal yang tersebar di berbagai wilayah. Dengan adanya kerja sama ini, proses produksi beras menjadi lebih efisien dan tersebar secara merata, mempermudah distribusi dan menjaga kualitas beras yang diserap.
Dalam pelaksanaannya, BULOG juga aktif berkoordinasi dengan berbagai pihak seperti Dinas Pertanian daerah, Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL), TNI, dan Babinsa. Kolaborasi ini penting untuk memastikan kegiatan penyerapan dapat dilakukan tepat waktu, sesuai dengan titik-titik panen yang tersebar di berbagai wilayah. Dengan dukungan langsung dari para pemangku kepentingan lokal, penyerapan gabah dapat dilakukan lebih optimal dan tepat sasaran.
Memperkuat Cadangan Beras Pemerintah
Arwakhudin Widiarso, Sekretaris Perusahaan Perum BULOG, menyampaikan bahwa capaian penyerapan sebesar 1 juta ton tersebut secara langsung berkontribusi dalam memperkuat Cadangan Beras Pemerintah (CBP). Saat ini, stok CBP yang dikuasai BULOG telah mencapai lebih dari 2,5 juta ton, menjadikannya salah satu cadangan tertinggi dalam beberapa tahun terakhir.
“Dengan angka penyerapan yang telah melampaui 1 juta ton ini, kami memastikan bahwa stok nasional dalam kondisi aman dan mencukupi. Bahkan, karena begitu besarnya volume serapan, gudang-gudang BULOG di beberapa daerah sudah dalam kondisi penuh. Oleh karena itu, kami menjalin kerja sama dengan pihak lain untuk menyewa unit gudang tambahan demi menyimpan hasil serapan ini,” ujar Arwakhudin.
Langkah menyewa gudang milik BUMN pangan, TNI, maupun swasta menjadi solusi strategis agar proses penyerapan tidak terhambat oleh keterbatasan ruang penyimpanan. Selain itu, BULOG juga terus memantau kualitas penyimpanan untuk memastikan bahwa beras yang ditampung tetap layak konsumsi hingga masa distribusinya tiba.
Harga Beli Gabah yang Menguntungkan Petani
Pemerintah melalui Perum BULOG telah menetapkan harga pembelian gabah kering panen (GKP) sebesar Rp 6.500 per kilogram. Kebijakan ini merupakan salah satu bentuk komitmen negara dalam memberikan perlindungan harga kepada petani, sekaligus mendorong terciptanya kesejahteraan yang lebih baik bagi para pelaku utama sektor pertanian.
Harga yang ditawarkan BULOG ini dinilai sangat kompetitif dan menguntungkan petani, terlebih saat harga pasar fluktuatif akibat cuaca atau dinamika ekonomi global. Dengan adanya ketetapan harga dari pemerintah, petani tidak perlu cemas harga jual akan jatuh ketika panen melimpah. Hal ini berdampak langsung pada nilai tukar petani (NTP) yang meningkat dan menciptakan iklim pertanian yang lebih berkelanjutan.
Sosialisasi dan Edukasi untuk Jangkauan yang Lebih Luas
Dalam mendukung proses penyerapan yang lebih luas dan merata, BULOG juga terus melakukan kegiatan sosialisasi dan edukasi kepada petani, kelompok tani, serta pengusaha penggilingan. Informasi disampaikan mengenai kebijakan harga, tata cara penyerapan, serta manfaat jangka panjang dari penjualan langsung kepada BULOG. Sosialisasi ini dilakukan melalui media lokal, penyuluh pertanian, dan kerja sama dengan dinas pertanian.
Melalui komunikasi yang efektif, semakin banyak petani yang bersedia menjual gabah mereka kepada BULOG, sehingga penyerapan bisa terus ditingkatkan. Ke depan, dengan pola kemitraan seperti ini, ekosistem pertanian Indonesia dapat tumbuh lebih sehat dan stabil.
Penutup
Capaian penyerapan BULOG yang telah menembus angka 1 juta ton setara beras di minggu kedua April 2025 menegaskan bahwa program pemerintah dalam menjaga ketahanan pangan nasional telah berjalan di jalur yang tepat. Kombinasi strategi jemput gabah, kerja sama penggilingan, sinergi dengan berbagai pihak, serta dukungan harga yang berpihak kepada petani, menjadi fondasi kuat dalam membangun swasembada pangan yang berkelanjutan.
Dengan cadangan beras nasional yang kini telah melebihi 2,5 juta ton dan potensi terus meningkat, Indonesia berada dalam posisi strategis untuk menghadapi berbagai tantangan pangan global. BULOG akan terus memperkuat perannya sebagai garda terdepan dalam menjaga ketersediaan, keterjangkauan, dan keberlanjutan pangan bagi seluruh masyarakat Indonesia.