Daerah  

Kondisi Kabut Asap yang Parah di OKI Sebabkan 95 Orang Terjangkit ISPA

Buletinsumsel.com – Menurut laporan terbaru, sebanyak 95 orang di OKI terjangkit infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) setiap harinya akibat kabut asap yang melanda daerah tersebut. Kabut asap ini disebabkan oleh kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang terjadi di OKI. Kondisi ini sangat meresahkan warga, terutama balita dan lansia.

Menurut Kepala Bidang Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (P2P) Dinkes OKI, Mukti Uli Artha, kasus ISPA di OKI naik hampir 50 persen dari kasus selama Januari sampai Juli 2023 yaitu sebanyak 602 orang. Sedangkan bulan Agustus sudah mencapai 1.192 kasus. Dari jumlah penduduk OKI yaitu 755.494 orang jadi memang ada 1.000 an lebih yang terjangkit. Gejala yang dialami penderita ISPA yaitu gatal-gatal di tenggorokan, bersin-bersin, batuk, dan radang tenggorokan.

Kepala Bidang Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (P2P) Dinkes OKI, Mukti Uli Artha menjelaskan bahwa faktor-faktor penyebab ISPA ini bisa karena lingkungan, mengkonsumsi nutrisi yang kurang baik, riwayat imunisasi balita yang kurang lengkap ataupun perilaku orang tua merokok di hadapan anak-anaknya. Untuk usia yang terserang ISPA kebanyakan anak balita dan juga lansia yang penderitanya tinggi.

Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten OKI, Ir Asmar Wijaya MSi mengimbau warga gunakan masker kepada masyarakat baik anak-anak sekolah maupun dewasa. Serta kurangi aktivitas di luar rumah dan ini surat edarannya telah disampaikan kepada instansi dan sekolah, kecamatan, kelurahan, kepala puskesmas dan lainnya. Surat edaran mengenai polusi udara kabut asap ini telah disampaikan beberapa hari yang lalu. Jadi silakan pakai masker bila keluar rumah. Lanjut Sekda, surat edaran ini disampaikan bertujuan meminimalisir dampak polusi udara terhadap potensi penyakit pada masyarakat. Jadi masyarakat perlu menerapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS).

Dalam situasi seperti ini, penting bagi warga untuk menjaga kesehatan mereka dengan cara menghindari paparan kabut asap sebisa mungkin. Selain itu, pemerintah setempat juga harus segera mengambil tindakan untuk memadamkan karhutla agar tidak semakin meluas dan meresahkan warga.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *