Harga Telur Belum Stabil, Bikin Pedagang Kecil dan Emak-Emak di Prabumulih Menjerit

BULETINSUMSEL.COM – Pasca hari raya Idul Adha 1444 H, harga sejumlah bahan pokok penting (bapokting) masih belum normal alias masih mahal.

Salah satu bahan pokok penting yang membuat para pedagang kecil dan kaum ibu-ibu menjerit yakni, harga telur ayam yang harganya melambung tinggi berada dikisaran harga Rp28 ribu sampai Rp30 ribu perkilogram nya.

“Kami para pedagang pempek, tentu setiap hari membutuhkan telur sebagai salah satu bahan baku. Naiknyo hargo telur bikin biaya modal lebih mahal” ungkap Miftah Owner pempek cek mila yang berjualan di jalan padat karya Prabumulih.

Senada dikatakan ibu muda bernama Evi, warga yang tinggal di RKT ini mengaku kaget sewaktu mengetahui harga telur tembus Rp30 ribu perkilogramnya.

“Kaget, sebab ujinyo kan stok banyak tapi malah naik sampai 30 ribu. biasanya paling mahal Rp25 ribu sekilonyo,” tuturnya.

Dikatakan Evi, dirinya sempat menanyakan kepada pedagang apa penyebab naiknya harga telur tersebut. “Kata yang jual harganyo memang sudah mahal dari distributornya, karena pengaruh mahalnya pakan ayam,” ujar Evi.


Evi berharap, agar pemerintah segera mengambil langkah operasi pasar murah (OPM) supaya harga bapokting kembali normal. “Soalnya bukan hanya telur saja, harga ayam juga masih mahal sekitaran Rp40 ribu perkilo nya. Kami harap pemerintah lakukan operasi pasar murah supaya normal lagi,” harapnya.*

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *